Gerak cermin
Pemain berpasangan dan
saling berhadapan. seorang menjadi cermin yang lainnya bercermin. Seakan-akan
tiruan gerak seperti dalam cermin.
Gerak cermin ini untuk menghasilkan
kebersamaan diperlukan gerak yang pelan dan kontinyu.
Dimulai
dari gerak tangan kemudian dilanjutkan ke anggota tubuh yang lain serta megatur
level atau posisi. Setelah beberapa saat, peran berganti secara langsung. Yang
menjadi cermin giliran menjadi orang yang bercermin.
Jika adegan ini berjalan dengan baik maka orang lain yang melihat akan sulit membedakan mana yang cermin dan mana orang yang bercermin.
Jika adegan ini berjalan dengan baik maka orang lain yang melihat akan sulit membedakan mana yang cermin dan mana orang yang bercermin.
Duduk dan berdiri
Adegan dilakukan
berpasangan. Ketentuannya adalah para pemain membuat dan menyajikan sebuah
cerita dalam adegan dengan hanya bergerak. Tidak boleh mengucapkan kata atau
kalimat selain hanya interjeksi dan itu jika hanya diperlukan saja.
Inti dari adegan adalah, harus ada seseorang yang berdiri dan yang duduk di kursi. Masing-masing pemain harus berusaha untuk duduk di kursi dengan cara dan strateginya tersendiri. Namun demikian adegan tetap dijalankan mulai dari awal sampai akhir sesuai tuntutan cerita yang telah ditentukan.
Inti dari adegan adalah, harus ada seseorang yang berdiri dan yang duduk di kursi. Masing-masing pemain harus berusaha untuk duduk di kursi dengan cara dan strateginya tersendiri. Namun demikian adegan tetap dijalankan mulai dari awal sampai akhir sesuai tuntutan cerita yang telah ditentukan.
Pemain berpasangan dan saling berhadapan. Instruktur menginstruksikan para pemain untuk saling berdialog apa saja, bebas. Namun dalam berdialog semua katanya harus dieja. Jadi pada akhirnya, semua akan berpikir dan berproses untuk berpikir dengan mengeja setiap kata yang terlontar baik itu bagi yang berbicara atau lawan dialognya (orang yang mendengar).
Catatan: Latihan ini
sangat baik untuk melatih kesabaran, ingatan, dan kecerdasan. Kata atau kalimat
yang terlontar sehari-hari akan menjadi unik dan sedikit sulit untuk diucapkan
dengan dieja. Namun, jika dilakukan dengan sabar dan tekun pasti bisa.
Diam dan lanjutkan!
Instruktur meminta dua
(2) orang untuk maju ke depan. Mereka harus menentukan siapa menjadi apa, di
mana lokasinya, dan topik apa yang dibicarakan. Kemudian mereka melakukan
percakapan sesuai topik.
Di tengah-tengah
percakapan pemain lain (yang menonton) boleh menghentikan percakapan itu dengan
meneriakkan kata “freeze!”, atau “diam!”. Pemain yang menghentikan percakapan
ini kemudian maju ke depan, menepuk bahu salah seorang pemain, dan kemudian
menggantikan posisinya untuk melanjutkan percakapan. Ia coleh melanjutkan atau
mengubah topik percakapan. Ini merupakan latihan improvisasi yang bagus dalam
membangun dan mengembangkan cerita secara spontan.
Variasi: Yang
menghentikan percakapan tidak hanya 1 orang tetapi 2 orang sekaligus
thank mas.. salam seni dan budaya,, dari saya teater api