Menulis
drama realis adalah proses transformasi realita kedalam karya sastera berbentuk
drama.
Dalam
menulis drama realis yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian paparan yang
akan disajikan dalam karya drama dengan realita sehari-hari.
Bila
dikaitkan dengan ungkapan Sri Sultan Hamengkubuwoni X bahwa pertunjukan drama
disepadankan dengan sandiwara maka drama realis adalah indikasi paling sesuai
sebagai latar entrinya.
Drama
realis disiapkan sebagai sandi (penanda) wara (peristiwa) yang sangat dekat dengan
apa yang dilihat dan disaksikan sehari-hari.
Saat
drama realis disajikan dalam sebuah pementasan maka mulai dari cerita hingga
sett profertinya dirancang sebagai penanda kenyataan sehari-hari. Peristiwa
yang dibangun juga tak jauh dari fenomena sehari-hari sehingga drama realis
menyentuh semua kalangan apresiator dan mampu berkomunikasi dengan siapa saja
bahkan orang yang tak faham seni sekalipun.
Sifat drama realis yang demikian membuat drama realis paling banyak dipentaskan.
Sifat drama realis yang demikian membuat drama realis paling banyak dipentaskan.
Drama
ini menjadi familiar, anak-anak yang belajar drama biasanya diperkenalkan
dengan drama jenis ini. Drama realisme sendiri kadang-kadang bersifat suryalis
dalam dialognya, namun dalam implemntasi drama ini tetap mengacu kepada
pemahaman bersama tentang realita.
Drama
Adipus di Kolonus dianggap realisme walaupun bicara tentang dewa yang
jelas-jelas suryalis. Kenyataan demikian disebabkan drama tersebut bicara soal
kenyataan manusia di masanya yang meyakini Dewa-Dewi, pada arahan penampilannya
drama ini sama sekali tidak memuat sesuatu yang mustahil dari pandangan
penonton, semuanya disajikan secara natural dan sesuai kenyataan pada masanya.
Walaupun bicara Dewa, tokoh Dewa hanya wacana tanpa pernah ada muncul dalam
satu babakpun pertunjukan.
Karena
drama realis merupakan kejujuran dari realita, maka seorang penulis drama
realis dituntut punya banyak wawasan tentang persoalan hidup sehingga
pengalaman nyata tersebut dapat menginspirasinya dalam menyajikan kenyataan
kedalam bentuk karya drama. Biasanya drama realis sangat jelas dan tajam
kritiknya terhadap kenyataan misalnya Rumah Boneka karya Ibsen yang nyata-nyata
mempertanyakan eksistensi perkawinan yang rapuh pada masanya.
drama yang bagus juga didukung oleh karakter yang hidup