Bentuk
dan gaya
pementasan membingkai keseluruhan penampilan pementasan. Penting bagi sutradara
untuk menentukan dengan tepat bentuk dan gaya
pementasan.
Bentuk
dan gaya yang
dipilih secara serampangan akan mempengaruhi kualitas penampilan.
Berdasar
Naskah Lakon
Mementaskan
teater berdasarkan naskah lakon menjadi ciri umum teater modern. Hal ini
memiliki kelebihan tersendiri, di antaranya adalah sebagai berikut. Durasi
waktu dapat ditentukan dengan pasti.
Karena dialog peran sudah ditentukan dan tidak
boleh ditambah atau dikurangi maka durasi pementasan dapat ditentukan. Dari
serangkaian latihan yang dikerjakan secara rutin dan kontinyu ditambah dengan
unsur artistik dan teknis maka lamanya pertunjukan teater berdasar naskah dapat
ditetapkan.
Bahkan
dalam produksi teater profesional yang semuanya dirancang dengan baik, lamanya
adegan, perpindahan antaradegan, dan tanda keluar-masuk ilustrasi musik atau
pencahayaan ditentukan waktunya sehingga setiap detik sangat berharga dan
menentukan berhasil tidaknya pertunjukan tersebut. Arahan dialog sudah ada.
Sutradara
tidak perlu menambah atau mengurangi dialog yang sudah tertulis dalam lakon
kecuali punya keinginan mengadaptasinya. Tugas aktor adalah menghapalkan dialog
tersebut dan mengucapkannya dalam pementasan. Dalam lakon terkadang arahan
emosi berkaitan dengan dialog juga dituliskan sehingga sutrdara lebih mudah
dalam memantau emosi tokoh yang diperankan aktor.
Arahan
laku permainan dapat ditemukan dalam naskah. Dengan mempelajari naskah, arahan
laku permainan dari awal sampai akhir dapat ditemukan. Dengan demikian,
sutradara mudah dalam membuat perencanaan blocking. Konflik dan penyelesaian
tidak bekembang. Karena tidak ada impovisasi, maka konflik dan penyelesaian
lakon pasti. Fokus permasalahan telah ditentukan. Sutradara menjadi mudah
menentukan penekanan permasalahan lakon.
Pengembangan
yang dilakukan hanyalah persoalan sudut pandang. Gambaran bentuk latar kejadian
dapat ditemukan dalam naskah. Lakon telah menyediakan gambaran lengkap laku
perisitiwa melalui dialog tokoh-tokohnya. Gambaran ini sangat penting bagi
sutradara untuk mewujudkannya di atas pentas. Kalaupun hendak melakukan
adaptasi atau penyesuaian, sutradara telah mendapatkan gambarannya.
Di
samping kelebihan tersebut di atas, pementasan teater berdasar naskah lakon
juga memiliki kekurangan dan problem tersendiri. Jika sumber daya yang dimiliki
tidak sesuai dengan kehendak lakon harus dilakukan adaptasi. Hal ini perlu
dilakukan. Jika memaksakan kehendak harus sesuai dengan gagasan lakon, maka
kerja sutradara akan semakin keras. Tergantung dari kekurangan sumber daya yang
dimiliki.
Jika
sumber daya manusia (aktor) yang kurang, maka sutradara memerlukan waktu ekstra
untuk membimbing para aktornya. Jika sumber dana yang kurang maka tim poruduksi
harus berusaha keras untuk memenuhi tuntutan tersebut. Jika hendak menyesuaikan
dengan ketersediaan sumber daya, maka adaptasi lakon harus dilakukan. Sutradara
perlu meluangkan waktu untuk melakukannya. Kreativitas aktor terbatas.
Dengan
ditentukannya arah laku maka kreativitas aktor di atas panggung menjadi
terbatas. Meskipun secara artistik tidak masalah, tetapi karya teater menjadi
karya sutradara. Aktor tidak memiliki kebebasan penuh selain menerjemahkan
konsep artistik sutradara. Tidak memungkinkan pengembangan cerita.
Cerita
yang telah dituliskan oleh pengarang harus ditaati. Setuju atau tidak setuju
terhadap cerita, konflik, dan penyelesaian konflik, sutradara harus
mengikutinya. Jika sutradara hendak mengembangkan cerita, konflik dan mengubah
cara penyelesaian, ia harus mendapatkan ijin dari penulis naskah lakon. Jika ia
tetap melakukannya, maka sutradara telah melanggar kode etik dan hak karya
artistik. Jika naskah lakon tersebut telah dipublikasikan dalam bentuk buku dan
memiliki hak cipta maka sutradara bisa dituntut di muka hukum.