Kesenian rakyat "Nagaruda" yang mengadopsi kisah kepahlawanan Prabu Angling Dharma dengan patihnya, Batik Madrim, akan ditampilkan di Stadion Letjen H Soedirman, Bojonegoro pada tanggal 6 November 2010.
"Ada 100 penari yang terlibat dalam penampilan kesenian nagaruda, ditambah 10 penabuh gamelan," kata Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro, Saptatik, Selasa.
Ditemui ketika memimpin latihan di dalam stadion, dia menjelaskan, penampilan kesenian nagaruda secara kolosal ini, merupakan yang pertama sejak seni itu digali pada awal 2010 lalu. Dalam pergelaran tersebut, mengambil penari yang ada di 10 grup reog yang berada di sejumlah kecamatan di wilayah setempat.
Sedangkan, durasi penampilan kesenian nagaruda, selama 25 menit, mengambarkan pertarungan antara burung garuda dan naga. Dalam legenda yang ada, burung garuda merupakan penjelmaan raja Malawapati, Prabu Angling Dharma."
Ditemui ketika memimpin latihan di dalam stadion, dia menjelaskan, penampilan kesenian nagaruda secara kolosal ini, merupakan yang pertama sejak seni itu digali pada awal 2010 lalu. Dalam pergelaran tersebut, mengambil penari yang ada di 10 grup reog yang berada di sejumlah kecamatan di wilayah setempat.
"Kami menjadwalkan empat kali latihan secara langsung di stadion," katanya mengungkapkan.
Sebelum itu, para penari yang ikut dalam pergelaran tersebut, sudah mendapatkan pola tarian dalam kesenian nagaruda melalui kaset. Menurut ia, penampilan kesenian nagaruda ini, akan dilaksanakan pada malam hari, dengan penerangan lampu stadion yang baru dibangun.
0 komentar